JANGAN MENCARI RIDHO MANUSIA

Di antara rasa takut yang tercela adalah jika sampai rasa takut membuat seseorang lebih mendahulukan ridho manusia dalam keadaan membuat Alloh murka. Artinya yang ia cari asal manusia senang dan ridho dengan dirinya walau ketika itu melanggar aturan Alloh. Ia pun sudah tahu kalau itu salah. Rasa takut semacam ini juga mengurangi tauhid seseorang, di samping akan mendapatkan akibat buruk nantinya. Walau manusia awalnya suka, Alloh bisa membolak-balikkan hati mereka menjadi benci nantinya. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari hadits ‘Aisyah berikut ini.

Dalam hadits disebutkan,

عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ قَالَ كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رضى الله عنها أَنِ اكْتُبِى إِلَىَّ كِتَابًا تُوصِينِى فِيهِ وَلاَ تُكْثِرِى عَلَىَّ. فَكَتَبَتْ عَائِشَةُ رضى الله عنها إِلَى مُعَاوِيَةَ سَلاَمٌ عَلَيْكَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ »

Dari seseorang penduduk Madinah, ia berkata bahwa Mu’awiyah pernah menuliskan surat pada ‘Aisyah -Ummul Mukminin- rodhiyallohu ‘anha, di mana ia berkata, “Tuliskanlah padaku suatu nasehat untuk dan jangan engkau perbanyak.” ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha pun menuliskan pada Mu’awiyah, “Salamun ‘alaikum (keselamatan semoga tercurahkan untukmu). Amma ba’du. Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mencari ridho Alloh saat manusia tidak suka, maka Alloh akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Alloh itu murka, maka Alloh akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR. Tirmidzi no. 2414 dan Ibnu Hibban no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam lafazh Ibnu Hibban disebutkan,

مَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رضي الله عنه وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ

“Barangsiapa yang mencari ridho Alloh saat manusia tidak suka, maka Allah akan meridhoinya dan Allah akan membuat manusia yang meridhoinya. Barangsiapa yang mencari ridho manusia dan membuat Alloh murka, maka Alloh akan murka padanya dan membuat manusia pun ikut murka.”

Sebagaimana keterangan dalam Tuhfatul Ahwadzi (7: 82), maksud hadits “Alloh akan cukupkan dia dari beban manusia” adalah Alloh akan menjadikan dia sebagai golongan Alloh dan Alloh tidak mungkin menyengsarakan siapa pun yang bersandar pada-Nya. Dan golongan Alloh (hizb Allah), itulah yang bahagia. Sedangkan maksud “Alloh akan biarkan dia bergantung pada manusia” adalah Alloh akan menjadikan manusia menguasainya hingga menyakiti dan berbuat zholim padanya.

Beberapa faedah dari hadits ‘Aisyah di atas:

1- Wajib takut pada Alloh dan mendahulukan ridho All0h daripada ridho manusia.

2- Hadits tersebut menunjukkan akibat dari orang yang mendahulukan mencari ridho manusia daripada ridho Alloh.

3- Wajib tawakkal dan bersandar pada Alloh.

4- Akibat yang baik bagi orang yang mendahulukan ridho Alloh walau membuat manusia tidak suka dan akibat buruk bagi yang mendahulukan ridho manusia dan ketika itu Alloh murka.

5- Hati setiap insan dalam genggaman, Alloh yang dapat membolak-balikkan sekehendak Dia. (Lihat Al Mulakhosh fii Syarh Kitab Tauhid, Syaikh Sholih Al Fauzan, hal. 267).

Imam Syafi’i rohimahulloh berkata :

“Ridho manusia merupakan suatu tujuan yang sulit dicapai, dan tidaklah mungkin ada jalan yang menyelamatkan diri anda dari celaan mereka, maka hendaklah anda tetap mengerjakan yang bermanfaat bagi diri anda dan istiqomah diatasnya.”

– Siyar al-A’lam an-Nubala’, 10/89

Semoga Alloh memberi taufik pada kita untuk selalu mengedepankan ridho Alloh daripada ridho manusia. Wallahul muwaffiq.

Oleh : Ust. Muhammad Abduh Tuasikal

Source : https://rumaysho.com/3099-akibat-mencari-ridho-manusia.html